Return to flip book view

Flipbook

Page 1

Flipbook

Page 2

Tari Kelana merupakan salah satu sajian pertunjukan tariantunggal ragam seni tari Jawa yang bertemakan percintaan.Tarian ini merujuk pada cerita Panji yang menceriterakantentang seorang raja bernama Kelana yang sedang jatuh cintakepada Dewi Sekartaji yaitu putri dari kerajaan Daha yanghendak dikawinkan dengan Panji Inukertapati putra dari rajajenggala. Setidaknya terdapat dua versi tentang perjalanancerita Prabu Kelana. Versi pertama Prabu Kelana tidakmampu merebut Dewi Sekartaji dari tangan Raden PanjiInukertapati. Dalam perebutan terjadi konflik antara Kelanadengan Panji Inukertapati, yang berakhir dengan terbunuhnyaPrabu Kelana.Makna Tari TopengKelana

Page 3

Versi pertama Prabu Kelana tidak mampu merebut DewiSekartaji dari tangan Raden Panji Inukertapati. Dalamperebutan terjadi konflik antara Kelana dengan PanjiInukertapati, yang berakhir dengan terbunuhnya Prabu Kelana.Versi kedua raja Kelana dari Kerajaan Bantarangin ini setelahtidak mampu mendapatkan Dewi Sekartaji, ia kembali kekerajaannya dengan selamat. Tarian ini lebih fokusmenggambarkan perjalanan seorang tokoh tunggal Prabu Kelanayang sedang jatuh cinta pada Dewi Sekartaji. Artinya tokohDewi Sekartaji merupakan tokoh imajinasi yang selalu dalambayangan dan lamunan Prabu Kelana yang dalam sajiannya tidakdimunculkan. Makna Tari TopengKelana

Page 4

Semula tari Kelana topeng bukanmerupakan tarian tunggal namun lebihmerupakan bentuk pertunjukan dramatopeng. Hal itu merujuk pada pernyataanSoedarsono, bahwa pada zaman kerajaanMajapahit di Jawa Timur perkembangankesusasteraan sangat maju munculsebuah cerita Panji yang sangat terkenaldan dijadikannya sebagai cerita dalamdramatari yang disebut Raket. Sejarah Tari Topeng Kelana

Page 5

Pertunjukan topeng di Jawa Tengah yangdapat diamati di Klaten pada sekitar tahun1970-an asuhan dalang Ki Gondo Tukasnomasih sering mengadakan pementasan hinggake wilayah Boyolali. Pada beberapa tahunterakhir pertunjukan topeng sudah sangatjarang, bahkan dalam satu tahun hanyasekali atau dua kali dibawah asuhan JokoSantosa sebagai penerus dalang Ki GondoTukasno Pada masa Paku Buwana II rupanyatari Kelana topeng sudah mulai digarap padabentuk tunggal, hal itu merujuk adanyapeninggalan artefak Topeng Kelana yangbernama Kyai Gègèr.Sejarah Tari Topeng Kelana

Page 6

Dalam tradisi budaya Jawa, kehadiran tari Kelana di tengah-tengah masyarakat terutama disajikan dalam sebuah ritualperkawinan, khitanan, dan pada upacara upacara peringatan haribesar nasional. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1980- antari Kelana susunan S.Ngaliman semakin menyebar dalamberbagai peristiwa budaya. Penyebaran tari Kelana rupanyakarena dukungan dari bentuk sajiannya yang telah dikemasdalam bentuk yang cukup baku dengan durasi sajian 12 menitdan bentuk iringannya telah dibakukan dalam kaset rekamanyang bergambar. Tetapi, Tari Kelana lebih banyak disajikanpada ritual perkawinan adat budaya Jawa. karena kata orangjawa “Yen ora ono kurang peni“ (maksudnya kalau tidak adapertunjukan Tari Kelana dirasa kurang mantap)Fungsi Tari Topeng Kelana

Page 7

Pada realitanya bahwa tari Kelana banyak hadir dalamperistiwa ritual perkawinan yang difungsikan sebagaikelengkapan ritual Mengingat tari Kelana pada waktu itumerupakan salah satu bentuk tari gagah yang bertemakangandrungan atau kasmaran yang rupanya sangat tepat dansesuai dengan situasi ritual perkawinan. Keselarasannyaterletak pada tema, dimana tari Kelana bertemakangandrungan atau percintaan, sedangkan ritual perkawinanmerupakan wahana untuk mewisuda sepasang pengantin yangtelah menjalin cinta yang mendapat persetujuan dari keduaorang tua mempelai yang diharapkan menjadi sepasangkeluarga baru.Fungsi Tari Topeng Kelana

Page 8

Tata Rias Tari Topeng KelanaDesain busana yang dipakai dalam cerita Panji pada umumnyamemiliki keunikan tersendiri, yaitu digunakannya mahkota Tekesdan desain busana Rapèkan. Prabu Kelana merupakan salah satutokoh utama yang terdapat dalam cerita Panji. Dalamperkembangan selanjutnya bahwa pertunjukan topeng kelanatidak selalu memakai busana rapèkan dan mahkota tekes,misalnya memakai kain atau jarik sandhatan. Selain itu terdapatpula yang memakai blangkon sebagai pengganti mahkota.Beragam jenis perubahan mode busana yang dipakai para penarisetidaknya menunjukkan adanya bentuk pewarisan yang tidakstagnasi yang ditangan para generasi pewaris sebagai penerusbudaya rupanya menyadari perlunya adanya inovasi demikeberlanjutan kehidupan aset budaya.

Page 9

Tata Rias Tari Topeng KelanaSeiring berjalannya waktu, bentuk tari Kelanasusunan S. Ngaliman secara garis besar terdapatdua bentuk. Pertama pertunjukan tari Kelanamemakai topeng. Kedua dalam pementasannya tariKelana sering tidak memakai topeng, sehinggauntuk mengungkapkan karakter wajahnya digunakantata rias yang mampu merepresentasikankarakteristik tokoh Kelana yang gagah, berwibawadan bersemangat. Selain itu muncul pula beberapacorak ndandanan busana tekesan, blangkonan danbeberapa motif kain

Page 10

End