Message BROKENBROKENHOMEHOMESessy FitriyaniSurat untuk anakSurat untuk anak
SURAT UNTUKSURAT UNTUK ANAK BROKEN HOMEANAK BROKEN HOMEDitulis olehDitulis oleh Sessy FitriyaniSessy Fitriyani 20252025
Kata PengantarKata PengantarBuku iniBuku ini bukan untuk menggurui. bukan untuk menggurui. Buku ini hanyalah suara hati dari seseorang yangBuku ini hanyalah suara hati dari seseorang yangpernah merasa hancur, kehilangan, lalu perlahanpernah merasa hancur, kehilangan, lalu perlahanmemunguti kepingan dirinya sendiri.memunguti kepingan dirinya sendiri.Aku menulis ini sebagai surat panjang, untuk anak-Aku menulis ini sebagai surat panjang, untuk anak-anak yang tumbuh di tengah keretakan. Termasukanak yang tumbuh di tengah keretakan. Termasukaku. Mungkin juga kamu.aku. Mungkin juga kamu.Semoga setiap halaman ini menjadi pelukan, bukanSemoga setiap halaman ini menjadi pelukan, bukanpenghakiman. Kamu tidak sendirian.penghakiman. Kamu tidak sendirian.Sessy FitriyaniSessy Fitriyani
Daftar IsiDaftar IsiKata PengantarKata PengantarBagian 1 – Luka yang Tak TerlihatBagian 1 – Luka yang Tak TerlihatBagian 2 – Masa Kecil yang RetakBagian 2 – Masa Kecil yang RetakBagian 3 – Saat Dunia Mulai PecahBagian 3 – Saat Dunia Mulai PecahBagian 4 – Luka yang Ikut TumbuhBagian 4 – Luka yang Ikut TumbuhBagian 5 – Pulang ke Dalam DiriBagian 5 – Pulang ke Dalam DiriPenutup – Surat untukmu, dariPenutup – Surat untukmu, dariSeseorang yang MengertiSeseorang yang MengertiHalaman Reflektif – KutipanHalaman Reflektif – KutipanTentang PenulisTentang PenulisUcapan Terima KasihUcapan Terima Kasih
Bagian 1Bagian 1Rumah yangRumah yangTak Lagi SamaTak Lagi Sama
"Ada yang"Ada yangberubah, tapi akuberubah, tapi akuterlalu kecil untukterlalu kecil untukmemahami apa."memahami apa."
Aku masih ingat malam itu. Suara pintuAku masih ingat malam itu. Suara pintudibanting, lalu senyap. Tak ada suara TV. Takdibanting, lalu senyap. Tak ada suara TV. Takada aroma masakan. Hanya dingin yangada aroma masakan. Hanya dingin yangmerayap di ubun-ubun.merayap di ubun-ubun.Rumah itu masih berdiri, tapi kehangatannyaRumah itu masih berdiri, tapi kehangatannyaseperti hilang. Aku mulai mengerti, meski takseperti hilang. Aku mulai mengerti, meski takpernah dijelaskan. Bahwa rumah bisa tetappernah dijelaskan. Bahwa rumah bisa tetaplengkap secara fisik, tapi kosong secara jiwa.lengkap secara fisik, tapi kosong secara jiwa.Sebagai anak, aku belajar menyembunyikanSebagai anak, aku belajar menyembunyikantangis, membaca suasana, dan menebak-tangis, membaca suasana, dan menebak-nebak emosi orang dewasa. Aku juga mulainebak emosi orang dewasa. Aku juga mulaimenyalahkan diri atas hal-hal yang bahkanmenyalahkan diri atas hal-hal yang bahkantak kumengerti.tak kumengerti.Seketika, rumah bukan lagi tempat pulang.Seketika, rumah bukan lagi tempat pulang.Tapi tempat aku harus kuat.Tapi tempat aku harus kuat.
Bagian 2Bagian 2Masa KecilMasa Kecilyang Retakyang Retak
"Kadang, kita"Kadang, kitatumbuh dengan lukatumbuh dengan lukayang bahkan tidakyang bahkan tidakkita tahu berasalkita tahu berasaldari mana."dari mana."
Aku masih ingat aroma pagi di rumah itu...Aku masih ingat aroma pagi di rumah itu...bau kopi ayah, suara panci ibu, dan sinarbau kopi ayah, suara panci ibu, dan sinarmatahari yang mengintip malu-malu darimatahari yang mengintip malu-malu darijendela. Dari luar semua terlihat baik-baikjendela. Dari luar semua terlihat baik-baiksaja, tapi siapa sangka dari balik dinding-saja, tapi siapa sangka dari balik dinding-dinding tipis itu, suara tangisan dan bentakandinding tipis itu, suara tangisan dan bentakanmenjadi nyanyian sehari-hari yang tak pernahmenjadi nyanyian sehari-hari yang tak pernahaku minta.aku minta.Aku tidak tahu sejak kapan rumah itu mulaiAku tidak tahu sejak kapan rumah itu mulaiberubah. Awalnya hanya sunyi. Lalu, pelan-berubah. Awalnya hanya sunyi. Lalu, pelan-pelan, sunyi itu berubah jadi dingin. Lalu dinginpelan, sunyi itu berubah jadi dingin. Lalu dinginmenjadi retak.menjadi retak. Ada malam-malam di mana aku pura-puraAda malam-malam di mana aku pura-puratidur agar tak perlu mendengar merekatidur agar tak perlu mendengar merekabertengkar. Ada pagi-pagi di mana aku pura-bertengkar. Ada pagi-pagi di mana aku pura-pura lupa, agar tetap bisa tersenyum dipura lupa, agar tetap bisa tersenyum disekolah.sekolah.Aku masih kecil, tapi aku tahu…Aku masih kecil, tapi aku tahu… sesuatu tak beres.sesuatu tak beres.